Angin Asin

Rasa cinta ini menumpuk di ambang batas. Tak lagi kuat aku memandangmu tanpa mengucapkan setiap tetes perasaan asing ini. Aku seseorang yang menekankan pada totalitas. Namun aku tidak pernah bisa memandang matamu dengan benar. Tidak bisa menggandeng tanganmu dengan benar. Tak pernah bisa bernapas dengan baik, terutama saat mata coklatmu juga memandangku.

Kau terlalu memesona untuk ukuran ukiran alam Sang Seniman. Kau terlalu bermisteri dibanding palung laut. Kau terlalu luas untuk cakrawala. Mengapa kau bisa menawan hati ini begitu rupa? Aku bahkan sudah tergila-gila sejak pertama kita berkenalan. Saat tangan kita bertemu untuk bersalaman, sejak itu aku tau, tak akan pernah bisa kulupakan tangan kasar itu.

Jejak kita membekas di pasir ini. Angin aroma laut yang pekat menyentuh wajahku seperti usapan lembut tanganmu. Wajahmu bahkan lebih bersinar daripada mentari yang terbit. Percikan-percikan air laut mengantar kita menuju kebahagiaan lebih lagi. Aku pun menyadari, kemanapun aku pergi, kamulah tempat aku berlabuh, tempat aku pulang. Dan tak ada yang menandingi euforia ini, saat kaupun begitu padaku.

Comments

Popular posts from this blog

Apa artinya "Kaulah Segalanya"?

What a Great Community We have

Sekolah Untuk Kepala Sekolah!