The Dream Team
Biasanya, The Dream Team selalu menjadi kebanggan bagi siapapun yang menjadi anggotanya. Tim ini dikenal dengan banyak talenta yang tergabung dan dijamin akan menyelesaikan misi apapun tanpa waktu dan biaya yang banyak. The Dream Team selalu menjadi julukan bagi tim apapun yang berhasil mencetak prestasi, baik secara tim maupun per individu.
Mendengar kata The Dream Team gw langsung keinget sama cabang olahraga. Tapi bukan itu maksud gw. Ada satu tim yang menurut gw sangat pantas menyandang label sebesar ini. Bukan dari bakat yang dimiliki, bukan dari prestasi, bukan dari kekayaan dan popularitas.
Mereka hanya terkenal di lembaga kecil di sebuah kota mungil. Bidang yang mereka geluti sudah diminati hampir seluruh dunia, bidang yang sangat erat dengan berbagai ajang pementasan dan penghargaan. Bidang yang sudah sangat tidak asing bahkan di pelosok gang kecil manapun. Mereka bukan orang-orang kaya yang membangun tim ini dengan uang kas bertaburan sehingga menjadikan tim ini eksklusif. Mereka tidak hebat. Bahkan, mereka bukan hasil eraman sekolah khusus untuk bidang mereka.
Mereka terdiri dari seorang ayah, ibu, mahasiswi, anak sekolahan, kutu buku, pengurus kasir, penyiar dan IT. Mereka menjadi sebuah tim tidak melewati audisi khusus yang menguras tenaga, mereka juga tidak mengeluarkan uang pendaftaran. Mereka tidak berkumpul di studio ternama, mereka tidak membuat album sendiri. Mereka hanya berdoa.
Mereka tidak memiliki tampang-tampang artis dan seniman hebat. Mereka bukan penganut setia status jejaring internet. Mereka tidak termasuk para pengguna gadget teranyar. Mereka tidak membuahkan para fans yang menggila saat melihat mereka tampil. Mereka hanya berdoa.
Mereka tidak berjalan dalam karakter sempurna. Mereka masih manusia, yang pada dasarnya saling menyakiti manusia lainnya. Mereka masih memiliki pertengkaran, perkelahian, perbedaan pendapat dan kekecewaan. Namun mereka memiliki nilai. Nilai-nilai yang membuat mereka layak menerima penghargaan sebagai The Dream Team.
Mereka menjadikan siapapun yang masuk kesana, menjadi pribadi yang memiliki tanggung jawab. Pekerjaan mereka bukan pemusik, namun sesuatu yang lebih supranatural, mereka adalah imam. Menjadi penanggung jawab suatu bidang yang kekal, yaitu pujian dan penyembahan. Mereka mempelajari lirik dan menghidupinya. Mereka memainkan not dan menyentuh manusia. Mereka memainkan instrumen dan orang dikuatkan. Mereka menyanyi dengan bukan suara paling merdu namun menyembuhkan.
Mereka bukan para pemegang talenta terhebat di muka bumi, namun mereka pemegang kunci Kerajaan Allah.
Mereka saling mendorong untuk bersama-sama maju. Mereka saling bersinggungan namun sama-sama berlari. Mereka banyak, tapi tetap bergandengan tangan. Mereka bahkan menjadi modal gw untuk bisa. Merekalah putra dan putri Kerajaan Sorga. Keturunan ningrat dari Kerajaan paling Kekal. Pemegang kekuasaan bersertifikat, pewaris Kerajaan Allah dan bangsawan Sorga.
Mereka bukan orang-orang hebat, mereka hanya... The Dream Team... of King Jesus.
saya juga ada di dalam dream team itu....,
ReplyDeletesetuju kak tas... dari dreamteam tuw aq banyak di bentuk dan di proses...
ReplyDelete