Lembaran ditarik, dijatuhkan lagi.
Ditarik, dijatuhkan lagi.
Begitu terus sejak fajar menyapa hingga kembali terlelap.
Ditarik, dijatuhkan lagi.
Belum pernah aku menyadari
Ada kekuatan yang dahsyat dari sekedar peduli
Ada ruang dan waktu yang lebih mulia dari hanya kata cinta
Jauh di dalam diri, jauh di dalam insan
Setitik cahaya yang dimiliki setiapnya
Yang punyaku sudah padam, sudah sirna,
Hampa, Kosong.
Tak ada rasa lapar dan haus.
Tak ada udara yang menari-nari di lubang hidung hingga ke paru-paru
Tak ada cuaca. Tak ada hawa.
Tak ada tawa. Tak ada tangis.
Tak ada tangan kasar yang membelai. Tak ada bibir lembut yang mencium.
Usang. Rusak.
Tak ada bunga yang mekar.
Jika aku tidak perlu bernapas, untuk apa kulakukan?
Jika hidup mengingatkanku akannya, untuk apa kujalani?
Satu-satunya yang menahanku di dunia adalah secangkir kopi.
Ditarik, dijatuhkan lagi.
Begitu terus sejak fajar menyapa hingga kembali terlelap.
Ditarik, dijatuhkan lagi.
Belum pernah aku menyadari
Ada kekuatan yang dahsyat dari sekedar peduli
Ada ruang dan waktu yang lebih mulia dari hanya kata cinta
Jauh di dalam diri, jauh di dalam insan
Setitik cahaya yang dimiliki setiapnya
Yang punyaku sudah padam, sudah sirna,
Hampa, Kosong.
Tak ada rasa lapar dan haus.
Tak ada udara yang menari-nari di lubang hidung hingga ke paru-paru
Tak ada cuaca. Tak ada hawa.
Tak ada tawa. Tak ada tangis.
Tak ada tangan kasar yang membelai. Tak ada bibir lembut yang mencium.
Usang. Rusak.
Tak ada bunga yang mekar.
Jika aku tidak perlu bernapas, untuk apa kulakukan?
Jika hidup mengingatkanku akannya, untuk apa kujalani?
Satu-satunya yang menahanku di dunia adalah secangkir kopi.
Comments
Post a Comment
jangan cuma dibaca...gmn menurutmu???