Mari Saya Beritahu Anda (2).
Pernah patah hati sebelumnya? Atau mengalami kegagalan dalam sebuah hubungan cinta? Semua istilah itu datang dari antah berantah yang saya dengar entah kapan. Saya akan mencoba menjabarkan seri "Mari Saya Beritahu Anda" kali ini dengan topik cinta--yang disakiti, alias patah hati. Mungkin tidak akan sempurna, mengingat keterbatasan sumber data. Tapi siapa sih yang senang mengingat-ingat pengalaman pahitnya?
Bermula dari sebuah rasa terkejut. Semua pasti bermula dari sini. Bahwa ada hal yang bisa membuat efek bunyi seperti "deg" dalam dada. Mata mulai melebar karena sengatan kejut ini, dan mulut mungkin sedikit mangap, mengingat kejutan ini seakan membawa seseorang terlempar ke luar angkasa selama sedetik, kemudian kembali lagi ke tempatnya berpijak di detik berikutnya.
Perasaan "deg" ini mulai menjadi-jadi. Ada rasa panas, sesak, bahkan sedih. Mungkin marah juga ikutan nimbrung, tapi yang paling membuatnya parah adalah sakit. Sakit yang luar biasa, melebihi sebuah kecelakaan tragis. Melebihi urusan gigi. Melebihi makian yang diterbangkan ke telinga. Rasa sakit yang membuat seseorang lebih memilih terlindas kereta api berjalan, atau terjun bebas dari gedung tinggi. Bisa juga berenang tanpa pelampung, atau aksi "seberapa kuat napasmu" di sebuah bak mandi, yang akhirnya berubah menjadi "kenapa kau belum muncul ke permukaan?"
Napas bisa menjadi sesak setelah rasa ini menjalar. Pusing bisa menyerbu, tapi beberapa malah ekstrem menyerang seluruh pertahanan tubuh. Sakit secara fisik, demam tinggi, pilek, mata berkunang-kunang, atau migrain. Semua yang menjadi hobi dan kesukaan hanya sebagai penghias kamar tidur. Ponsel yang baru dibeli mungkin tidak akan pernah keluar dari kotaknya. Orang ini tidak akan butuh semua: makan, minum, tidur, bahkan aktivitas-aktivitas penunjang aktualisasi diri.
Dia akan lupa bagaimana rasanya jalan-jalan bersama para sahabat. Dia akan lupa bagaimana asiknya menyantap makanan favoritnya disaat lapar. Dia akan lupa bagaimana caranya menyalakan mobil. Dia akan lupa tugas-tugas kantor dan kuliah. Dia akan lupa bagaimana caranya tertawa. Dia asing dengan kata "bahagia", dan menjadi musuh utama dari kata "cinta".
Yang, ironisnya, semua yang dia alami, karena rasa "cinta" yang ia miliki itu.
Persoalan cinta tidak pernah persoalan sepele. Jika Anda masih meremehkannya, maka (maaf kata) Anda tidak pernah merasakannya.
Bermula dari sebuah rasa terkejut. Semua pasti bermula dari sini. Bahwa ada hal yang bisa membuat efek bunyi seperti "deg" dalam dada. Mata mulai melebar karena sengatan kejut ini, dan mulut mungkin sedikit mangap, mengingat kejutan ini seakan membawa seseorang terlempar ke luar angkasa selama sedetik, kemudian kembali lagi ke tempatnya berpijak di detik berikutnya.
Perasaan "deg" ini mulai menjadi-jadi. Ada rasa panas, sesak, bahkan sedih. Mungkin marah juga ikutan nimbrung, tapi yang paling membuatnya parah adalah sakit. Sakit yang luar biasa, melebihi sebuah kecelakaan tragis. Melebihi urusan gigi. Melebihi makian yang diterbangkan ke telinga. Rasa sakit yang membuat seseorang lebih memilih terlindas kereta api berjalan, atau terjun bebas dari gedung tinggi. Bisa juga berenang tanpa pelampung, atau aksi "seberapa kuat napasmu" di sebuah bak mandi, yang akhirnya berubah menjadi "kenapa kau belum muncul ke permukaan?"
Napas bisa menjadi sesak setelah rasa ini menjalar. Pusing bisa menyerbu, tapi beberapa malah ekstrem menyerang seluruh pertahanan tubuh. Sakit secara fisik, demam tinggi, pilek, mata berkunang-kunang, atau migrain. Semua yang menjadi hobi dan kesukaan hanya sebagai penghias kamar tidur. Ponsel yang baru dibeli mungkin tidak akan pernah keluar dari kotaknya. Orang ini tidak akan butuh semua: makan, minum, tidur, bahkan aktivitas-aktivitas penunjang aktualisasi diri.
Dia akan lupa bagaimana rasanya jalan-jalan bersama para sahabat. Dia akan lupa bagaimana asiknya menyantap makanan favoritnya disaat lapar. Dia akan lupa bagaimana caranya menyalakan mobil. Dia akan lupa tugas-tugas kantor dan kuliah. Dia akan lupa bagaimana caranya tertawa. Dia asing dengan kata "bahagia", dan menjadi musuh utama dari kata "cinta".
Yang, ironisnya, semua yang dia alami, karena rasa "cinta" yang ia miliki itu.
Persoalan cinta tidak pernah persoalan sepele. Jika Anda masih meremehkannya, maka (maaf kata) Anda tidak pernah merasakannya.
patah hati..........
ReplyDeletekata yang gak dibaca enak dibaca...
dan gak gampang untuk diterima...
mengingat semua yang sudah terjadi............
tdk ada org yg bs mendefinisikan kata 'cinta' secara utuh...
ReplyDeletebahkan dua kata yang seringkali muncul dalam paket kata 'cinta' itu, yaitu 'patah hati'...
bgtu kompleks dan unik, mski bagi orang yang prnah mengalaminya...