Pentingnya Sebuah Pengakuan
Sebuah pengakuan bisa membawa dampak yang sangat berbeda pada lingkungan dan diri seseorang. Baik itu pengakuan dari diri sendiri ataupun dari orang lain. Entah diakui buruk atau baik, tapi suatu pernyataan menjadi jelas saat ada pengakuan. Meskipun begitu, dalam situasi dan kondisi tertentu pengakuan menjadi hal tersulit untuk dilakukan. Manusia terbiasa untuk menginginkan kejujuran, namun tidak menyukai sisi menyakitkan dari sebuah kebenaran. Tanpa disadari, penghindaran ini membuat manusia mulai menolak kebenaran, membuat mereka mengenal kebohongan, kepura-puraan, kepalsuan, dan merahasiakan kebenaran.
Untuk melihat contoh nyata, atau mungkin membuktikannya, tanyakan sendiri pada diri Anda. Bagaimana perasaan Anda saat menemukan suatu kebenaran, terlepas dari kebenaran itu menyakitkan atau menyenangkan untuk diungkap? Mulai dari kalimat-kalimat sepele, seperti "Dasimu bagus" atau "Wah, tatanan rambut yang ini sangat cocok untuk kamu!" Bayangkan jika kalimat itu keluar dari senior kita di tempat kerja, atau dari wanita atau pria idaman kita di SMA. Saya berani jamin, antara dasinya akan dipakai terus setiap hari, atau mungkin tatanan rambut yang hanya coba-coba itu akan dijadikan permanen.
Lalu, bagaimana dengan pengakuan akan kebenaran yang akan menyakitkan? Seperti pacar yang mengaku selingkuh, atau anak SD yang mengaku ke orangtuanya mengenai nilai merah yang ia dapatkan. Saya pernah menonton sebuah dorama (serial Jepang) yang memiliki kutipan sangat bagus: "Seburuk-buruknya suatu kebenaran, akan jauh lebih baik daripada disembunyikan". Memang dorama ini berkisar mengenai pembunuhan dan kehidupan detektif serta lembaga sains yang mencoba mengungkan setiap kasus, dan pernyataan ini sangat cocok untuk mereka. Tapi makna dari kalimat itu sendiri seringkali sulit dipahami oleh kebanyakan orang, seperti orang-orang yang berbohong dan menyimpan fakta.
Untuk melihat contoh nyata, atau mungkin membuktikannya, tanyakan sendiri pada diri Anda. Bagaimana perasaan Anda saat menemukan suatu kebenaran, terlepas dari kebenaran itu menyakitkan atau menyenangkan untuk diungkap? Mulai dari kalimat-kalimat sepele, seperti "Dasimu bagus" atau "Wah, tatanan rambut yang ini sangat cocok untuk kamu!" Bayangkan jika kalimat itu keluar dari senior kita di tempat kerja, atau dari wanita atau pria idaman kita di SMA. Saya berani jamin, antara dasinya akan dipakai terus setiap hari, atau mungkin tatanan rambut yang hanya coba-coba itu akan dijadikan permanen.
Lalu, bagaimana dengan pengakuan akan kebenaran yang akan menyakitkan? Seperti pacar yang mengaku selingkuh, atau anak SD yang mengaku ke orangtuanya mengenai nilai merah yang ia dapatkan. Saya pernah menonton sebuah dorama (serial Jepang) yang memiliki kutipan sangat bagus: "Seburuk-buruknya suatu kebenaran, akan jauh lebih baik daripada disembunyikan". Memang dorama ini berkisar mengenai pembunuhan dan kehidupan detektif serta lembaga sains yang mencoba mengungkan setiap kasus, dan pernyataan ini sangat cocok untuk mereka. Tapi makna dari kalimat itu sendiri seringkali sulit dipahami oleh kebanyakan orang, seperti orang-orang yang berbohong dan menyimpan fakta.
Memang benar pengakuan kadang seperti harus menerima kenyataan bahwa sedang mengidap penyakit tertentu. Namun pengakuan juga menyingkapkan apa obatnya dan sekaligus menyembuhkan.
ReplyDeleteRichard
yup, setuju!
ReplyDelete