Jatuh (Cinta)

Tahun pertama, kami bertemu di bawah langit yang mendung. Sama-sama menunggu taxi, berada di gereja yang sama, sedang mengambil jurusan yang sama di perkuliahan. Kami biasanya berkenalan karena kepentingan-kepentingan sepele, seperti meminjam catatan, satu kelompok penelitian, kebetulan satu panitia dalam sie acara Natal, atau kebetulan memiliki hobi yang sama. Pembicaraan kian melanjut. Jaman sekarang, tentu membutuhkan alamat email atau bisa jadi pin Blackberry. Tentunya, tanpa mungkin diantara kami yang menyadari, kebutuhan untuk berkomunikasi menjadi alasan pertama, walaupun seringkali ditutupi dengan kebutuhan tugas-tugas.

Tahun kedua, kami sudah menjadi sahabat baik. Kami saling mengerti, kami saling memahami. Kami tahu apa sarapan favorit masing-masing, band kesukaan, nama binatang peliharaan yang pertama, bahkan mungkin nama tengah ibunya. Kami mulai mencoba banyak hal bersama, dan ditinggal berdua saja oleh anggota genk yang lain tidak menjadi masalah. Kami mencoba masak bersama, jalan-jalan bersama anjing peliharaan, mencoba menjaga keponakan yang 2 tahun umurnya, mencicipi kopi dicampur teh, dan membuat istana pasir terbesar sepanjang sejarah.

Tahun ketiga, kami masing-masing mulai merasa bahwa kebutuhan untuk selalu bertemu menjadi prioritas. Tidak ada yang menyadarinya, bahwa bagian otak kami yang berhubungan dengan emosi selalu bereaksi setiap kami saling menatap. Kami selalu saling membutuhkan, dan selalu saling mencari. Tidak mungkin satu malam terlewat tanpa saling mengirim selamat tidur. Di beberapa kesempatan, kami mengganti acara jomblo kami dengan kencan buatan. Kami mulai bisa mengalir bersama dalam tertawa dan tangisan. Kami tahu apa yang akan menyakiti dan saling melindungi. Seketika, kami saling menudungi dan saling memeluk.

Tahun keempat, kami akhirnya menyadari, bahwa setiap kegiatan yang dilalui adalah batu bata untuk puri cinta. Setiap momen bersama yang kami lewati maupun yang kami lewati sendiri, menjadi lem perekat bagi kami berdua. Kami saling tertarik, bagai kutub. Jika awalnya kami duduk di restoran dengan menghadap arah yang sama, kini kami duduk saling menghadap. Kami mencari restoran yang terang, agar bisa saling bertatap muka dan melihat ke dalam mata masing-masing. Kami saling jatuh cinta. Namun kali ini kami tidak saling menolong. Kami jatuh bersama. Namun kami tidak merasa sakit. Kami tersenyum bahagia.

Comments

  1. cuma sampe tahun ke 4 ya, putus dong!

    ReplyDelete
  2. yha taun selanjutnya lanjut hubungan laaahhh.... hehe....

    ReplyDelete

Post a Comment

jangan cuma dibaca...gmn menurutmu???

Popular posts from this blog

Apa artinya "Kaulah Segalanya"?

What a Great Community We have

Sekolah Untuk Kepala Sekolah!