Where are you now?
Sebenarnya, jika boleh jujur, gw ini bukan tipe orang yang tralu berminat sama sosial. Bukannya ga suka orang, gw suka kok.... cuma dibanding hal itu, gw masih bisa memilih hal lainnya. Gw menikmati (sangat menikmati) saat-saat sendiri dan berkutat sama buku, menulis, atau film. Aneh? Yha terserah. Nyatanya, banyak orang-orang seperti gw, yang lebih parah juga ada... T_T
Hal ini mulai berubah saat gw kuliah. Ngga, bukan karena jauh dari rumah kok. Hal itu ga gitu pengaruh. Yang menarik adalah, disini, gw mulai bisa mengungkapkan diri gw yang sebenarnya. Mungkin karena yha itu, tau bahwa banyak orang mengidap "penyakit" yang sama, jadi gw sendiri cuek untuk hal yang satu ini. Kemudian, muncul bidang yang selama ini gw geluti, yang ternyata menjadi kontribusi terbesar. Tulisan. Luar biasa, tulisan sendiri bisa jadi teman yang hebat.
Dalam penulisan apapun, gw belajar untuk berkomunikasi dengan topik yang gw tulis. Kalo gw tulis tentang diri sendiri, yha gw belajar untuk berkomunikasi dengan diri sendiri. Yang seru, gimana kalo gw menulis tentang suatu hal yang gelap, seperti kematian, penyiksaan, Kedengkian, bahkan kesenangan seorang pembunuh saat menyiksa korbannya? Bukannya pernah, tapi gw belajar dari buku2 misteri yang gw baca, gimana para pengarang bisa benar2 dapet feel dari hal yang ga pernah dia lakukan. Disitu gw mulai paham kekuatan yang besar dari menulis.
Sejak itu, bagi gw menulis bukan sebuah hobi. Bukan sekedar kesenangan. Perilaku ini mulai menjadi bagian dari diri gw sendiri. Menjadi terapi, sumber energi, obat, kopi, bantal yang empuk, dan tangan untuk memeluk. Oke. Gw rasa ini emang agak aneh. Tapi perilaku menulis ini, merangkai kata demi kata yang uda kita lakukan sejak baru bisa ngomong, menjadi suatu hal yang merubah hidup gw.
Kalo gw kangen sama keluarga, gw tinggal nulis. Dengan semua perasaan yang keluar itu, bidangnya, entah itu blog ato kertas kusut, jadi sebuah peti kemas yang berisi sakitnya kangen itu. Gw seperti mengeluarkan rasa kangen ini dan menjadi lebih baik setelah itu. Saat yang sama gw mendapat obat, terapi, bantal yang empuk untuk bersandar, tangan yang menenangkan dengan pelukan, dan energi untuk melakukan hal lainnya. Dengan belajar berkomunikasi dengan semua yang gw tulis, gw semakin memahami semuanya, termasuk diri gw sendiri, dan emosi-emosi negatif itu bisa tersalurkan dengan benar di tempat yang benar juga.
Ini bukan tentang tulisannya. Ini tentang menemukan dirimu sendiri. Udah pernah merasakan yang gw rasa? Mungkin itu yang dirasakan William James di film The Hurt Locker. Saat seseorang menemukan tempatnya, entah itu pekerjaan, lokasi, manusia lainnya, perilaku apapun, menjadi hal terhebat dari dirinya. Dan kalau masi ada aja orang yang bilang "Itu Hobi", gw sarankan untuk dia baca post ini, atau ketemu sama gw langsung. :)
yes, setuju, kalau udah lewatin fase itu kita
ReplyDeletepasti ketemu destiny. kadang nggak abis pikir
dengan perawat yang harus mandiin pasien ato
bahkan harus bersihkan setelah bab, ya dibersihkan bekasnya ya membuang ampasnya. tapi itulah "tempat" siperawat yang kalau digeluti lebih dalam akan menjadi destinynya.