Sesuatu di balik semuanya
Entah mengapa, semua akan menjadi berbeda jika ada sebuah titik inti dalam hidupmu yang terungkap. Bagaimana kamu berjalan, masuk ke dalam apartemen, membuka kamar dan ganti baju. Menyalakan komputer, menyambungkan ke internet dan merebahkan dirimu sejenak demi menikmati kasur yang "memijat" punggungmu. Kau pun akan mengambil roti dan apel untuk makan malam, karena entah kehabisan uang atau memang sedang tidak ingin makanan berat untuk malam yang dingin ini.
Semua menjadi sebuah titik terang. Yang awalnya gelap, akan menjadi secerah lampu sorot. Menyorot satu-satunya bagian tersembunyi di hidupmu, dan kaupun tak berdaya. Sesaat memang sangat kejam, tapi itulah caranya jika kau ingin sembuh. Bau di kaki ini memang sangat menyiksa. Dengan begitu, kau akan membersihkannya, bukan? Namun bagaimana jika hal itu tersembunyi di dalam dirimu, dan tidak ada sabun apapun yang dijual khusus untuk membersihkan bagian itu. Sesuatu yang berada di balik senyuman, amarah dan kesedihan. Sesuatu yang bersifat bipolar, dinamis dan berkembang. Sesuatu yang sedang bertumbuh, hidup dan merusak, atau merangkul.
Ajaib, bagaimana manusia bisa menjadi jahat. Si penulis sendiri sangat kagum pada kriminalitas yang bisa terjadi karena perilaku manusia, bahkan yang sudah kelewat ambang batas kenormalan umat manusia. Padahal, bagaimana suatu hal bisa dianggap normal? Apakah ada undang-undang khusus yang membatasi normalitas sebuah ekosistem?
Maladaptif, menajadi banyak digunakan dalam aktivitas kriminal yang terjadi masa kini. Bahkan, seseorang yang menjadi terang dalam kengerian para korban bisa saja pecah menjadi banyak sumber ritual kriminal. Sangat luar biasa dan mengesankan, apa yang di dalam pikiran mereka, hanya mereka dan Tuhan yang tahu. Dan siapapun, bahkan yang terdekat sekalipun, tidak akan mengetahui sisi kelam dari mereka sendiri.
Ironis, namun membunuh. Dengan ini, dimulailah petualangan mencari jati diri para psikolog dalam menelaah kriminal di balik semua manusia, yang sudah meresahkan seluruh dunia. Apakah ini tempat bagi kami? Ataukah kami hanya observer? Biarlah sang pelaku yang menentukan.
Comments
Post a Comment
jangan cuma dibaca...gmn menurutmu???