Super < Deeper

Kenapa orang mau jadi super?

Dibanding berpusat pada si masalah, ga tau kenapa gw lebih suka ngeliat subjeknya. Beberapa orang bilang masalah adalah sekolah. Masalah adalah teman. Masalah adalah batu loncatan. Daripada mengubah perpektif terhadap si tamu tak di undang ini, kenapa ga berpaling ke subjek yang menerima masalah?

Karakter memang dibentuk lewat masalah. Tapi apa tanah liat itu masih punya pilihan lain saat di tangan penjunan? Lain dengan manusia, yang adalah objek kerja gw, memiliki banyak pilihan lain untuk mengahadapi masalah yang hadir. Entah selesai atau ngga, percaya de, untuk urusan "persoalan dalam hidup" seseorang bisa menjadi begitu kreatif.

Terlalu banyak kebaikan juga masalah kan? Lalu apa ada takaran khusus untuk kehidupan ini bergulir? Ga usah pusing2, sih...toh kehidupan adalah objek penelitian gw. Sepusing-pusingnya kalian baca blog ini, lebih pusing gw yg menelorkannya ke sini.

Untuk jadi super, seseorang harus menjadi deeper terlebih dahulu. Tiba-tiba kepikiran ajha hal ini waktu lagi memulas kuku pake kuteks. Untuk bertumbuh, tanaman harus berakar. Kalau mau ke atas, harus ke bawah. Untuk terkenal, harus jadi ngga terkenal dulu. Seseorang bisa super dalam segala hal, asal dia mau deeper di segala hal itu. Yang penting bukan kuantitas bidangnya. Yang penting cuma deeper-nya. Dan super akan mengetok pintu dengan sendirinya.

Hmm....coba pikirkan untuk pasang bel ajha. ^_^

Comments

Popular posts from this blog

Apa artinya "Kaulah Segalanya"?

What a Great Community We have

Sekolah Untuk Kepala Sekolah!