Naik Kereta Api, Tut Tut Tuuuut… (2)

Sambungan dari post gue yang lalu, Naik Kereta Api Tut-Tut Tuuuuut... , masih dengan suasana kereta api. Jadi gini, ketika kita naik kereta api, biasanya ada yang periksa tiket kan? Jaman sekarang pemeriksanya udah bawa smartphone, dan tinggal cek boarding pass kita lalu menyesuaikan dengan data mereka di smartphone itu. Ga kayak dulu lagi yang kemana-mana bawa plong kertas.

Nah gue tertarik dengan artikel Kenapa Semua Orang Perlu Nge-Blog .

Menurut gue, kata-kata yang paling keren dan membuat gue terinspirasi adalah di poin 1: Passion ditemukan dan dibuktikan. Sama seperti pemeriksa boarding pass, dia adalah sosok (waduh, serem bener) pemeriksa passion kita. Apa yang kita punya, bakat, talenta, hobi, tertera di tiket itu. Pembedanya tiap orang adalah tinta di tiket/boarding pass-nya cukup jelas atau masih kabur, alias belum ditemukan passion pastinya.

“Kamu di gerbong pegawai kantoran, kursi administrasi. Tapi boarding pass-mu di gerbong pendidikan, kursi konsultan. Sepertinya ada yang salah disini.”

Jika kita sandingkan dengan link dari artikel Kompas di atas, gerbong kita perlu ditemukan, entah oleh apapun dan siapapun, dan perlu diuji. Kasus seperti ini ga berlaku untuk orang-orang yang udah ketemu gerbongnya. Karena tiket dan gerbongnya udah sesuai. Tapi bagi yang salah masuk kayak gue, atau bagi yang tiketnya masih ga jelas karena passion belum ditemukan, kadang butuh pemeriksa yang ‘berbicara’ untuk menguji apakah seseorang berada di gerbong yang benar, bahkan di kursi yang benar.

Si pemeriksa bakal hadir dalam bentuk momen, orang, atau situasi dan kondisi yang ‘berbicara’.

Bahkan bagi penumpang yang seharian nongkrong di stasiun lama-lama pasti bakal ada petugas yang datengin dan nanya mereka mau naik kereta apa. Biasanya kasus begini terjadi untuk orang macam gue waktu skripsi dulu. Lulus belom, bimbingan ga pernah. Sampe endingnya semesta dan isinya yang nanya: sebenarnya mau kemana sih kamu?

So, sebelum si pemeriksa datang, ada baiknya kita pastikan kalo tiket/boarding pass dan gerbong serta kursi kita sesuai. Untung-untung nyadar duluan sebelum diperiksa. Tapi kalopun ga nyadar, minimal si pemeriksa bisa membantu kita untuk sadar sebelum terlalu jauh nyasarnya.

...dan semua kesadaran membutuhkan aksi yang mengikuti.


Comments

Popular posts from this blog

Apa artinya "Kaulah Segalanya"?

What a Great Community We have

Sekolah Untuk Kepala Sekolah!