Posts

Showing posts from 2017

The Ending

Image
Kopi. Sarapan (mie instan). Hujan deras. Ga bisa kebayang pagi yang lebih asik dari ini. Yah, kalo ada temen tidur lebih sempurna sih, cuman koq  ngelunjak? Hehe... Meskipun ga serentak, tapi seluruh dunia sedang bersiap-siap untuk merayakan hari ini. Lebih tepatnya, merayakan pergantian hari ini. Tidur malam jadi bukan hal yang dirindukan oleh para pekerja. Tiba-tiba orang-orang menjadi lebih bersosialisasi. Supermarket jadi lebih laris di bagian makanan dan minuman. Beberapa tetangga jadi lebih ramai karena pertambahan penduduk tiba-tiba. Sering dengar ungkapan: “New Year, New Me?” Sesering kita membaca atau mendengar ungkapan itu, sesering itu juga ungkapan itu gagal. Padahal, caranya mudah, kan. Tahun yang baru bisa diperoleh karena tahun yang lama ditinggalkan. Begitu juga dengan kita yang baru bisa diperoleh dengan kita yang lama ditinggalkan. Bukan amnesia, bro... mikir dikit napa. Tapi perubahan . Ya, perubahan itu penting. Karena setiap manusia endin...

Kereta Api yang lain

Saat perjalanan justru adalah yang terburuk. Banyak dari kita melumpuhkan kewaspadaan, mencoba mencari posisi terenak untuk tidur sekejap. Biasanya, bayangan akan pindah kereta muncul. Bukan kereta yang benar atau kereta yang salah. Kereta yang lain: Kereta Istimewa. Selain bosan, Kereta Istimewa begitu memikat untuk para penumpang yang muak. Terlalu lama menunggu, terlalu lama sendiri (aih..) dan tidak ada siapapun yang menanti di stasiun tujuan. Begitu banyak yang depresi dan menenggelamkan diri di dalamnya. Sesuatu yang disangka akan begitu-begitu saja, ternyata menjadi musuh terbesar si penumpang.  Lalu, apa sih Kereta Istimewa itu? Sebuah pemandangan seperti padang rumput hijau, dimana kita bisa menjadi tokoh yang sama sekali berbeda dari latar belakang kita. "Tiba-tiba lompat" ke buku cerita yang berbeda, dimana kita bisa jadi orang yang baru, tanpa menyelesaikan apapun yang masih tertinggal di kereta awal. Ya. Kereta Istimewa adalah kesempatan langka diman...

Cacing yang Tidak Bisa Diam

(Sebuah postingan yang sudah terlalu lama disimpan, dan baru saja ditemukan kembali...) Anak anda cacingan? Eh.. “Anak anda tidak bisa diam? Mungkin gaya belajarnya kinestetik!” Kalimat tersebut sempat terbaca waktu gue melihat-lihat postingan Facebook . Sepintas langsung muncul di otak: “wah gue nih!” Bukan karena makna dibalik kinestetik itu sih, tapi karena gambar yang digunakan adalah dua anak kecil yang sedang memanjat pagar. Yah, dulu sih emang gue suka coba-coba panjat pagar, cuma karena seru aja sih, bukan karena dikunciin atau apa. #pemahamanpribadi Tapi kemudian keahlian gue pun terjadi. Yap, perenungan tingkat semesta terjadi. Gue tahu gue emang orang yang ga bisa diam. Gue sering mencoba hal-hal baru dan bahkan belajar banyak hal. Mulai dari musik, nari, nyanyi, bahkan sempat nulis beberapa lagu. Belum lagi puisi, blogging, dan kadang mendesain kartu ucapan kecil-kecilan untuk keluarga dan sahabat. Waktu kuliah, gue memberanikan coba bidang jurnalistik, dis...

Jadi Baik (sedikit).

Berbuat baiklah kepada semua orang. Terlalu banyak kita mendengar kata-kata itu, sehingga kita sendiri melupakan orang-orang yang terdekat dengan kita. Kebaikan kita, ternyata tidak meyentuh mereka. Dalam perkataan, perbuatan, bahkan pikiran, kita sudah terlalu lama hidup berdampingan dengan mereka sehingga kebaikan dan kesopanan pun pudar. Dan yang paling parah, saling menyakiti jadi bukan masalah. “Ah, dia sudah biasa terima perlakuan itu.” “Ah, dia sudah tahu bakal jadi begini akhirnya.” “Ga usah dipuji, lah. Dia tahu koq aku seneng.” Kita terlalu sibuk untuk menjaga perasaan semua orang, sampai-sampai orang terdekat tidak masuk hitungan. Harusnya mereka paham, harusnya mereka begini dan begitu, tanpa kita berusaha untuk membuka lebih banyak mengenai diri kita ke mereka. Mungkin inilah yang menyebabkan ‘orang dalam’ sering menjadi musuh yang kuat. Yah, seperti Kapten Aizen di Bleach atau Obito Uciha di Naruto. Look around you . Kebaikan sederhana b...

Naik Kereta Api, Tut Tut Tuuuut… (4)

Image
S eri terakhir dari transportasi kesayangan warga, disini gue mau membahas soal perjalanan itu sendiri. Setelah menemukan diri kita, lalu belajar dari penumpang lain, sambil menikmati makanan dan minuman, dengerin musik, mungkin agak kedinginan sedikit, berapa banyak dari manusia di dunia ini yang sungguh menikmati perjalanan mereka? Bahkan ketika kita sadar kita berada di kereta yang salah, haruskah kita memutuskan untuk tidak menikmati “perjalanan kembali” dan menggerutu sepanjang hari? Berapa banyak artis tenar yang bunuh diri? Apakah semua orang kaya terlepas 100% dari hutang? Berapa banyak perceraian? Bahkan seorang pelawak bisa menjadi penderita depresi. Semua yang terlihat diluar sangat sedap dipandang. Kita pikir gerbong sebelah lebih seru, kita pikir tujuan lain jauh lebih menyenangkan. Well, ga semua yang kece itu oke! Gue ga setuju dengan perumpamaan hidup manusia seperti roda. Kadang di atas, kadang di bawah. Yah, mau ban baru pun, letaknya ban ya dibawah . Nikmat...

Katastrofe

Kau tahu hal ini akan datang juga Dengan berat kau pun berduka juga Ketika semesta berbicara juga Dan seluruh kebenaran terungkap juga Kerasnya usaha sebuah kepalan tangan Akan kalah dengan kejaran angan Seluruh takdir dan amarah di tangan Lahir di realita dari dunia angan Oksigen di ruang api Seluruh sukma terlahap api Tertawalah sesukamu, Api Aku tahu inilah akhirnya, Api Pembunuh yang tidak bisa damai Pejuang yang tidak bisa menemukan damai Petarung tangguh tanpa kehidupan damai Kadang, perang mengalahkan damai Sindrom terkutuk haus darah Nyatanya, hanya ada warna merah Mental berlumur darah Nyatanya, pedang ini telah merah Busuk. Dasarnya, kau senang dengan malapetaka.

Fatamorgana

Asa itu terkatung-katung Burung yang murung Dia dan udara panas yang terhempas Merenggang dan lepas Letupan di sebuah dataran Menderu-deru berkeliaran Kelopak putih itu pun layu Terbakarlah rumput dan kayu Jemariku bermain di warna-warna kontras Lembar demi lembar ditekan dengan deras Kemudian tertunduk Diri ditemui dan duduk Bata dan batu hancur Duka mati dikubur Apa yang lemah tak berdaya Terbitlah dan berjaya Gelap itu terkatung-katung Ular yang murung Dia yang lain dan udara panas terhempas Merenggang dan lepas Aku di atas yang jahat kalah Senyum ini bisa merekah Wahai kuat yang terpendam Bahagia mengalahkan kelam Menanti-nanti di dataran Aku dan pedang pun nyaman Mata elang menusuk sebelum deru perang Dia dan pasukan lari menyerang Kemudian, terjadilah.

Naik Kereta Api, Tut Tut Tuuuut… (3)

Image
Dalam kereta, tentunya ga mungkin hanya kita sendiri di sebuah gerbong. Sebagai penumpang, ada juga yang namanya…. penumpang lain. Ada yang duduknya di sebelah kita, depan, atau belakang kita. Keseruan terjadi ketika sebelah kita ternyata adalah orang yang membuat kita kesal atau tidak nyaman di perjalanan. Untung-untung sih kalo dia enak dipandang. Tapi kalo ngeselin dan bau ketiak? Memang, jika berkaitan dengan relasi, perspektif itu penting. Karena manusia itu memiliki banyak sisi. Bahkan bagi dirinya sendiri, tidak hanya satu sisi yang ia tampilkan. Apalagi waktu dia menghadapi orang lain, pasti lebih banyak sisi lagi yang muncul ke permukaan. Sisi-sisi yang lebih beragam muncul juga ketika seseorang menghadapi orang-orang baru, seperti yang kerap terjadi di stasiun atau gerbong kereta. Untuk orang-orang yang memang membawa ketidaknyamanan, kita bisa belajar 3 hal dari mereka. Satu, mengampuni.  Kan bukan salah gue?  Iya tapi respon itu penting. Sekarang gini,...

Naik Kereta Api, Tut Tut Tuuuut… (2)

Image
Sambungan dari post gue yang lalu, Naik Kereta Api Tut-Tut Tuuuuut...  , masih dengan suasana kereta api. Jadi gini, ketika kita naik kereta api, biasanya ada yang periksa tiket kan? Jaman sekarang pemeriksanya udah bawa smartphone, dan tinggal cek boarding pass kita lalu menyesuaikan dengan data mereka di smartphone itu. Ga kayak dulu lagi yang kemana-mana bawa plong kertas. Nah gue tertarik dengan artikel Kenapa Semua Orang Perlu Nge-Blog  . Menurut gue, kata-kata yang paling keren dan membuat gue terinspirasi adalah di poin 1: Passion ditemukan dan dibuktikan. Sama seperti pemeriksa boarding pass , dia adalah sosok (waduh, serem bener) pemeriksa passion kita. Apa yang kita punya, bakat, talenta, hobi, tertera di tiket itu. Pembedanya tiap orang adalah tinta di tiket/ boarding pass -nya cukup jelas atau masih kabur, alias belum ditemukan passion pastinya. “Kamu di gerbong pegawai kantoran, kursi administrasi. Tapi  boarding pass-mu  di gerbong p...

Naik Kereta Api, Tut Tut Tuuuuut....

Image
Tidak banyak yang terbagi di sosial media, namun sudah enam bulan gue tinggal di Pandaan, Jawa Timur. Iya, kotanya Masjid Cheng Hoo. Gue ketrima kerja di pabrik rokok, sebuah wadah besar yang menampung sesuatu yang asin. Puji Tuhan, ini anugerah. Seindah iklannya, gue ambil kesempatan ini dan tanpa pikir panjang langsung pindah. Kalian tahu, hidup ini seperti kereta api yang ga pernah berhenti. Jaman sekarang, ‘pikir panjang’ harus membuat kalian berlari lebih kencang dari semua orang karena tertinggal gerbong yang seharusnya. Semakin bertambahnya umur, gerbong tiap orang semakin cepat lajunya. Kalau ga berlomba dengan diri sendiri, kalian akan tertinggal jauh. Tentu, gue udah membuang 2 tahun dengan  stay  di stasiun yang sama. Skripsi. Lalu mulai karir, dan membangunnya ketika kawan sebangku training adalah  fresh graduate from university . Tapi gue ga nyesel. Toh gue bayar dengan embel-embel diploma dan konsultan perilaku serta pengalaman dan sekolah karakter ...

Fight! Fight! Fight! Fight! Fight!

Image
Tidak ada yang menyukai masalah. Ataupun masalah yang timbul dari sebuah tantangan. Funny things about video game, is that every path you take in the game, always confront with enemy. Bahkan kalaupun kamu salah jalan, kamu selalu ketemu musuh. Beberapa orang berpikir bahwa musuh selalu ada ketika kita salah jalan. Beberapa orang lain beranggapan kalau musuh justru ada ketika kita berada di jalan yang benar. Tapi bagaimana jika di setiap jalan yang kita ambil, musuh (atau masalah) selalu ada? Bagaimanapun masalah atau musuh yang muncul, semuanya selalu menghasilkan satu hal yang pasti: progress. Jika kita kalah, maka progress kemunduran sementara yang didapatkan. Jika kita menang, bukan hanya poin EXP yang didapat, tapi juga keahlian yang meningkat. Bagi yang tidak familiar, poin EXP adalah yang perlu dikumpulkan untuk kita naik level di sebuah game. Semakin tinggi levelnya, semakin banyak poin yang harus dikumpulkan. EXP ini didapat ketika kita menyelesaikan misi atau membunuh mus...