Year of Opportunities pt. 2
Bangun-bangun suara ga ada. Selama
satu bulan gue ngomong aja mau batuk. Apalagi nyanyi. Tapi pemulihan cukup
baik. Gue cuma 3 hari di rumah sakit dan besoknya udah terbang ke Banyuwangi.
Satu hal yang gue pegang, si mama bilang: “Klaim ke Tuhan dong. Minta balik
suaramu. Masa problem tumor beres tapi kamu ga bisa nyanyi lagi?” Dan gue
nurut. Dan suara tinggi gue sekarang udah kembali normal, 2 bulan setelah
operasi. Sekarang, gue punya bekas luka yang ga malu untuk gue tunjukkin. “Penyertaan
Tuhan sempurna” bukan hanya slogan. Itu jaminan. Jaminan bahwa tiap individu ga
akan pernah berjalan sendiri. Bahwa Tuhan ada. Bahwa Tuhan bekerja.
Pagi ini gue
bicara dengan si mama. Dia juga seorang penulis kehidupan di ipad mininya, dan
dia bilang tahun ini sangat menyenangkan. Dia kira bakal sukar, tapi ternyata
semuanya mulus. Beda dengan gue. Perjuangan skripsi, belum lagi menyadari bahwa
cinta bisa (sangat) menyakitkan, tiga operasi dalam sehari, teman meninggal dan
orang tua dari 2 teman dekat yang berbeda meninggal. Tahun ini memang temanya
The Year of Opportunities.
Gue ga nyangka
kesempatan yang Tuhan kasih ternyata termasuk kesempatan yang ga enak juga.
Karena Dia pun menawarkan kesempatan untuk menang setelahnya. Gue ingat sama
yang Tuhan tawarkan ke gue awal tahun ini. Dia kasih semacam blueprint ke gue, segala hal yang bakal
dia kerjakan di hidup gue tahun ini. Dia pun bilang, akan sangat sulit untuk
gue. Tapi jaminan dari Dia adalah gue ga akan jatuh. Dia akan jalan bareng gue.
Dan itulah yang terjadi.
Jadi untuk kalian yang masih bilang
bahwa Tuhan ga adil, Tuhan ga ada, duh… basi tau ga. Gue saksi hidupnya. Dan
kesaksian ini baru 2 biji lo ya. Masih ada buanyak banget yang lain. God bless
you, guys. Happy New Year!
Comments
Post a Comment
jangan cuma dibaca...gmn menurutmu???