Boleh tukar emosi, ga?
Suatu pertanyaan yang sering diucapkan oleh banyak orang tanpa pikir panjang terhadap penanganan pada jawabannya kini menjadi topik gw kali ini. Ini tercetus pertama kali waktu lagi menikmati ice chocolate buatan bokap (sebenanarnya hot chocolate , tapi gw tambahin es batu) padahal hujan lagi berbaik hati dan mau turun ke Banyuwangi. Tanpa sengaja bokap nemuin satu serial sci-fi di channel yang terbilang belum terlalu lama. Serial ini bener-bener menarik, karena meskipun pemeran utamanya agen federal bagian pembunuhan, kasus yang mereka tangani tergolong terlalu fiksi, bahkan untuk genre sci-fi . Gw sendiri tergelitik untuk lagi-lagi menanyakan dalam diri sendiri, mungkinkah ini terjadi, bahkan dalam ruang lingkup psikologi? Karena topik utama dalam kasus itu adalah satu hal yang sangat umum ditemui layaknya koran bekas namun begitu kuat jika diperuntukkan dalam lahan klinis: "emosi." Emosi sang pelaku yang begitu kuat, bisa menjadi sangat berpengaruh pada para korbannya, s...