Kucing kesetanan
Minggu lalu, gw dan Thata ( @AkuBukanTha2 ) memutuskan untuk buat tato di sebuah mall di Surabaya. Karena gw sendiri buat keputusan mendadak, akhirnya gw bikin tato paling lucu yang ada di buku. Benernya gw ga gitu suka binatang yang gw pilih ini, cuma ya kalo jadi tato ternyata lucu. Ini tato kita berdua:
Yang satu gambar kucing bete. Yang satu gambar anak setan. Kalo digabung jadinya kucing kesetanan.
Ini cuma temporari, sih. Cuma seperti kebanyakan orang, mikir juga enak kali ya kalo punya tato permanen. Ga usah tato-tato lagi, bisa berwarna pula. Toh gw juga suka pake perhiasan, dan tato bisa jadi perhiasan 'kekal'. Gw emang cukup impulsif, tapi gw jarang menyesali tindakan yang gw ambil. Yah, liat aja koleksi potongan rambut gw. Banyak diantaranya kesalahan, tapi gw ga nyesel. Malah jadi tambahan model baru yang gw 'icip'.
Nah, pertanyaan selanjutnya bisa ditebak, kan? Bukan, bukan gambar apa yang mau gw jadiin tato. Tapi pertanyaan awal: sebenarnya boleh ga sih tato? Beberapa agama sepertinya memang melarang tindakan ini. Tapi sebenarnya masih ambigu juga antara boleh atau ngga-nya. Apalagi orang yang mikirin "YOLO!" atau "Ini 'kan badan gue, terserah gue dong."
Jadi sebenarnya kalo menurut gw, bukan masalah boleh atau ngga kita memberi tanda secara permanen di tubuh kita sendiri. Tapi semua sebenarnya tentang tujuannya. Untuk apa kamu buat tato? Beberapa dari kalian mungkin juga sedang mengalami kebimbangan dan kegalauan yang gw alami sekarang. Ini beberapa poin untuk dipikirin bareng, yang mungkin aja bisa membantu kalian ambil keputusan:
1. Permanen. Meskipun memang bisa dihapus, tato yang akan kalian buat akan terus ada disitu sampe kalian tua dan meninggal. Gw ga mau menghakimi orang yang menghapus tatonya, ya. Tapi biaya hapus tato tuh mahal lho, dan juga sakit. Jadi tolong pikirkan kalau kalian mau buat tato permanen. Tato itu akan terus ada, diliat pasangan kalian, diliat anak-anak kalian, dan kalau misalnya kalian nanti mau bekerja, apa tato itu bisa jadi masalah? Kalau sekedar seneng-seneng doang, mending tato temporari dulu. Kalau sudah bertekad bulat, baru deh buat permanen.
2. Sakit. Beberapa dari kalian mungkin bisa mengatasi rasa sakit. Tapi beda gambar, beda ukuran, beda juga lho rasa sakitnya. Pertimbangkan kalau kalian ada alergi kulit, atau kulit-kulit yang sensitif. Sehebat apapun pembuat tato, resiko tetep ada, lho. Jadi pikirkan sekali lagi sebelum nentuin keputusan.
3. Biaya. Setau gw, beda warna juga bisa menambah biaya tato permanen. (Kalau salah, kalian bisa kasih harga yang kalian tau di komen bawah.) Tapi tetep aja ga mungkin harga tato permanen cuman 20.000 kan? Jadi, daripada membuat sebuah tanda permanen di kulit, pertimbangkan lagi biayanya. Cari tau dulu, gambar yang kalian mau kira-kira berapa duit ya? Trus pertimbangkan juga, apa duit itu diperlukan untuk keperluan mendesak atau ga? Karena gw yakin, membuat tato bisa ditunda. Jadi jangan sampe kalian ngutang atau susah makan cuma untuk buat tato, ya.
4. Pendapat orang lain. Oke, untuk poin ini, gw ga suruh kalian minta persetujuan mereka lho ya. Gw yakin ga semua orang setuju akan tato permanen. Ujung-ujungnya tar kalian bingung sendiri. Maksud gw, coba tanya dulu reaksi mereka kalo kalian mau buat tato permanen, gambar ini, di lokasi ini. Kalian mungkin punya pasangan, orang tua, sahabat dan orang lain yang memiliki pendapat mereka masing-masing. Nah dari pendapat itu bisa dijadikan bahan pemikiran juga. Kenapa mereka setuju? Kenapa mereka ngga setuju? Kalau gambar ini, apa orang tua kalian akan setuju? Dan sebagainya. Kalian hidup ga seorang diri, kan. Mereka adalah orang-orang yang berjasa untuk hidup kalian, jadi hormati juga pendapat mereka. Tapi kembali lagi, semua keputusan ada di tangan kalian. Cuma kalo tato permanen kalian malah membuat hubungan kalian dengan orang-orang terdekat jadi renggang, layak ga sih?
5. Nagih. Beberapa kali gw denger, kalo sekali seseorang tato permanen, akan mudah bagi mereka untuk buat tato permanen kedua dan seterusnya. Hal ini nagih. Meskipun tiap orang pasti berbeda, tapi resiko itu tetep ada. Beberapa mungkin punya pikiran: "Ya udah lah, udah bikin satu juga. Satu lagi ga apa-apa kan. Kecil aja kok." Akhirnya dibuatlah tato kedua. Apalagi kalian uda tau gimana rasa sakitnya. Banyak hal bisa mempengaruhi keputusan kalian untuk buat tato permanen lagi. Dan kalau kalian akan membuat tato kedua, please, baca ulang poin ini dari nomer satu. Karena meskipun buat tato ga bermasalah, tapi apapun yang menjadi ketagihan tetep ngga baik.
Ini yang bisa gw share ke kalian. Komen dibawah ya kalau menurut kalian ada yang kurang atau ada yang ga setuju. Yuk, diskusi bareng. Mungkin ada juga yang pernah buat tato dan punya perspektif sendiri? Monggo banget untuk share!
Comments
Post a Comment
jangan cuma dibaca...gmn menurutmu???