Degup Pasir
Peradaban dunia kencang bergulir
Tiada maksud ‘tuk menyentuh
Kata nona dia disana
Kata bung dia disini
Jalan setapak ‘tak ku sesal
Gelombang itu terus ku bawa
Kedukaan yang kuat
Setangguh karang di pantai abu
Kian menggerogoti
Kian dalam
Tawa terbalik
Mata menangis
Akupun mengerti,
Pintu sudah ditutup
Dia di luar
Aku di dalam
Ikut hancur bersama rongga
Yang kaum awam menyebutnya “hati”.
Comments
Post a Comment
jangan cuma dibaca...gmn menurutmu???