Ironis

Lagi-lagi, si ahli terawang kini bersandar di kursi kayunya yang menyakitkan. Terlalu! Bayar semahal ini untuk suatu sewa yang tidak memuaskan. Bagaimana bisa aku mendapat rekomendasi telalu banyak? Bukan, bukan alter ego. Hanya perdebatan alami yang sering dialami para individualis yang hidup menyendiri semabari menyangkal kesepiannya.

Kali ini ia duduk lebih tegak. Rahangnya mengeras, matanya membuka lebih lebar. Daripada ekspresi takut, ia lebih kepada gugup. Gugup di kamar sendiri? Ya, membaca sebuah surat. Surat aneh yang bukan ditujukan kepada dirinya, namun dengan alasan yang tidak jelas bisa sampai ke tangannya. Ah. Ia pun mengerti. Surat ini hanya pengingat baginya. Dimana dirinya berada saat ini. Bagaimana ia bisa melenceng begitu jauh dari jalur yang disediakan. Begitu jauhnya, hingga ia tak lagi ingat dosa abadi itu.

Perlahan ia melihat pada kamarnya. Seakan-akan ia adalah aktor, dan ruangan 4 x 4 meter itu adalah panggungnya.Tempat tidur yang berantakan dengan baju-baju bersih serta kotor di atasnya merupakan hadirin yang menantikan penampilannya. Haruskah ia hidup seperti ini terus? Ia menundukkan kepala. Bukan menerawang, seperti yang biasa ia lakukan, hanya mengingat teman-teman pribadi yang selalu setia menemaninya. Teman-teman yang ia beli tanpa sebab dan menguras habis uang makannya. Yang pada akhirnya hanya memenuhi laci-laci kamarnya. Teman-teman yang tidak bisa bicara. Buku. Baik yang kosong maupun yang berisi. Menjadi teman pribadinya selama ini.

Inikah kesendirian yang sesungguhnya? Bagaimana ia bisa bertahan hingga saat ini? Ia dan buku bagai sungai dalam suatu wadah. Air kotor itu terus saja berputar tanpa henti dengan tidak mempedulikan tinggi serta sempitnya ruangan itu. Ia bahkan akan meretakkan salah satu sisi, dan terbuang mengotori lantai. Itukah yang akan terjadi? Buku yang terbakar dan dirinya yang tersobek?

Semakin lama, ia menemukan musuh tersembunyi yang tidur bersamanya dalam satu selimut. Dirinya.

Comments

Popular posts from this blog

Apa artinya "Kaulah Segalanya"?

What a Great Community We have

Sekolah Untuk Kepala Sekolah!