I'm coming home....
Untuk yang kesekian kalinya, akhirnya gw pulang juga. Sudah dinantikan sejak lama, sangat amat lama, hingga akhirnya hal ini terjadi juga. Bukan soal Natal. Bukan soal liburan. Tapi soal rehat dari semua kepenatan, dan bertemu orang-orang tercinta. Melakukan hal yang memang diinginkan bersama orang-orang yang mencintai kita dan bersama-sama menyambut hari-hari penuh petualangan. Sangat sadis jika harus berkata bahwa semua itu hanya sekedar perbaikan gizi atau menghemat uang.
Pagi inipun gw bangun dalam keadaan pusing. Hampir migrain, gw langsung buru2 minum obat pusing. Well, akhir2 ini pusing semacam phobia. Saat mulai terasa, kecemasan meningkat, dan hanya menunggu waktunya untuk berubah menjadi migrain. Entah urutan ini tepat atau tidak, tapi setidaknya itulah yg gw alami. Hem... mengapa hal ini menjadi pembuka hari? Tidak ada alasan pasti. Tapi kebahagiaan memiliki keluarga tidak bisa mengaburkannya. Haha....terima kasih tentunya untuk Tabitha Rina yang sudah membuatkan mie goreng telor untuk gw.
Perihal berikutnya adalah bible morning. Harus diakui, sudah sejak lama terakhir gw bernapas dengan ayat-ayat suci ini. Terlalu kejam jika mengingat yg gw lakukan untuk manusia rohani. Tapi pulang selalu berkaitan dengan re-charge bukan? Dari Lukas 19: 1-27, gw mendapati bahwa Tuhan selalu memberikan kekuasaan atas apa yang memang potensi kita. Disini ada perumapamaan mengenai seseorang yang memberikan mina kepada 3 hambanya. hamba pertama menghasilkan 10 mina, yang kedua menghasilkan 5 mina, dan yang terakhir hanya menyimpan mina pemberian tuannya dalam sapu tangan.
Hamba pertama diberi kekuasaan 10 kota untuk penghargaan. Begitu pula dengan hamba kedua, menerima kekuasaan atas 5 kota. Disini gw lihat, bahwa Tuhan memberikan kekuasaan itu atas potensi yang dimiliki tiap orang. Jika Barrack Obama menerima kekuasaan atas Amerika, berarti memang potensinya untuk memerintah negara adi daya tersebut. Begitu pula dengan Susilo Bambang Yudoyono, Walikota, bahkan ketua RT sekalipun. Semua ini bukan mencerminkan hirarki. Bukan masalah kehebatan. Tapi mengenai keunikan tiap manusia.
Satu hal yang menarik juga, adalah tanaman Sang Bunda yang ternyata sama sekali tidak boleh disiram. Gw ga ngerti pertanaman (well, liat aja fakultas yang gw ambil). Tapi satu hal yang menarik adalah, tanaman ini mendobrak hukum alam yang sudah tercipta sejak mula. Dimana-mana, yang namanya tanaman itu disiram. Tapi, tanaman yang satu ini (dan beberapa tanaman lainnya) tidak boleh sama sekali disiram. (Lihatlah euforia yang gw alami, berdampak pada penyusunan kalimat). Soal keunikan, tentu tanaman ini unik. Soal penerobosan, tanaman ini melakukannya. Dan jika ia memiliki harga diri, gw yakin ia akan bangga dan tidak takut menjadi yang paling beda. Bukan hanya hukum alam yang ia patahkan, namun sudah menyangkut takdir dan ketentuan jagat raya yang berusia milyaran tahun.
So, happy holiday, readers. Smoga bacaan ini semakin menambah keragaman harimu (dan mungkin ke-geje-an).
nice blog sis, postingannya begitu menyentuh...mampir ya...
ReplyDeletekamu memang diciptakan untuk memiliki multi talent, mama bangga lho sama Jesus yang ada di dalam kamu, wow...maju terus penulis kecilku, semua mimpi mama ada di kamu! love u sweety!
ReplyDelete