Posts

Showing posts from April, 2010

Latest God's Give

Dengan keadaan yang gw alami sekarang, siapa sih yang ngga bersyukur? Pagi uda disambut pemandangan gunung dan sawah, alunan musik relaksasi dengan sentuhan tradisional dari Bali, secangkir kopi panas, tiga anjing lucu berlari-lari di taman, udara segara tanpa (belum) berpolusi, tenang, nyaman, sementara orang-orang tercinta hadir untuk segudang aktivitas menyenangkan hingga tidur malam. Terlalu indah yang sudah diberikan Tuhan dalam hidup, sehingga gw berpkir sejenak. Jika gw adalah seorang gadis depresi yang kecanduan narkoba, hamil di luar nikah, dan sedang berniat bunuh diri, apa dengan keadaan di atas bisa "menghalangi" gw untuk melancarkan rencana itu? Jika seseorang tahu, betapa dia sangat dianugerahi berkat melimpah oleh Tuhan, apa dia masih melakukan hal buruk bagi dirinya? Jika dia tahu, bahwa masih banyak orang-orang yang mencintai dia, yang mungkin tidak pernah terpikir oleh dia, apa masih akan terjadi bunuh diri itu? Apa dia masih mau me-input narkoba ke dalam tu...

21, bukan?

Apa sih pentingnya jadi dewasa? Apa bagusnya menjadi seorang adult ? Manusia memang akan bertambah tua. Itu hukumnya. Namun, apakah umur yang semakin besar itu memiliki kegunaan yang positif bagi si manusia itu? Atau hanya menjadi bagian dari pertambahan disfungsi fisik dan kuantitas pengalaman? Banyaknya pengalamanpun tidak akan menambah kecerdasan, bukan? Jika seseorang mendalami tiap umurnya yang semakin mendekati maut itu, dia akan berpikir ulang untuk mengadakan pesta ulang tahun. Untuk apa mengadakan hari besar itu jika kau semakin mengalami ketidakmampuan-ketidakmampuan dalam hidup? Namun ada saja sisi lainnya yang masih terlihat. Well, manusia memang harus selalu melihat dari segala sisi, bukan? Semakin tua, berarti semakin banyak kesempatan yang diperoleh. Masuk dalam pub , surat izin mengemudi, menikah, lulus kuliah, bekerja, mengikuti suatu perlombaan, dan sebagainya. Banyak institusi yang membatasi pegawai dan anggotanya dengan umur. Memang, secara kasat mata, umur bisa...

Mata Merah: Kenyataan Maut

Semua yang bisa aku lakukan sudah kulakukan. Semua yang mampu kuciptakan telah tercipta. Semua yang harus dikeluarkan sudah keluar. Semua harap, putus asa, kebanggan, kebahagiaan, cinta kasih, semua emosi-emosi utama telah tersalur. Apa lagi yang perlu kulakukan? Masihkah belum cukup? Cangkirku sudah penuh. Adakah tempat untuk meletakkan suatu kenangan lagi? Rambut ini terulur panjang. Melewati bahu dan leher jenjang. Namun kini lepek dan berminyak. Tertiban beratnya kepala. Dan sedikit basah, karena air mata yang mengalir saat mata melihat langit-langit. Dada ini sesak, padahal si pemilik tidak sakit dan napas bebas terjadi. Tangan mencengkeram apapun di dekatnya. Kukunya menghujam begitu dalam. Sehingga jika itu terjadi pada permukaan kulit, tentu akan meneteskan darah. Musik mengalun begitu indah. Sejajar dengan kecepatan turunnya air mata. Napas yang jarang karena sakitnya hati. Sangat sakit, serasa mau mati. Demam muncul kemudian, suhu tubuh langsung berubah tidak jelas. Mata ini ...

Sesuatu di balik semuanya

Entah mengapa, semua akan menjadi berbeda jika ada sebuah titik inti dalam hidupmu yang terungkap. Bagaimana kamu berjalan, masuk ke dalam apartemen, membuka kamar dan ganti baju. Menyalakan komputer, menyambungkan ke internet dan merebahkan dirimu sejenak demi menikmati kasur yang "memijat" punggungmu. Kau pun akan mengambil roti dan apel untuk makan malam, karena entah kehabisan uang atau memang sedang tidak ingin makanan berat untuk malam yang dingin ini. Semua menjadi sebuah titik terang. Yang awalnya gelap, akan menjadi secerah lampu sorot. Menyorot satu-satunya bagian tersembunyi di hidupmu, dan kaupun tak berdaya. Sesaat memang sangat kejam, tapi itulah caranya jika kau ingin sembuh. Bau di kaki ini memang sangat menyiksa. Dengan begitu, kau akan membersihkannya, bukan? Namun bagaimana jika hal itu tersembunyi di dalam dirimu, dan tidak ada sabun apapun yang dijual khusus untuk membersihkan bagian itu. Sesuatu yang berada di balik senyuman, amarah dan kesedihan. Sesuat...

Where are you now?

Sebenarnya, jika boleh jujur, gw ini bukan tipe orang yang tralu berminat sama sosial. Bukannya ga suka orang, gw suka kok.... cuma dibanding hal itu, gw masih bisa memilih hal lainnya. Gw menikmati (sangat menikmati) saat-saat sendiri dan berkutat sama buku, menulis, atau film. Aneh? Yha terserah. Nyatanya, banyak orang-orang seperti gw, yang lebih parah juga ada... T_T Hal ini mulai berubah saat gw kuliah. Ngga, bukan karena jauh dari rumah kok. Hal itu ga gitu pengaruh. Yang menarik adalah, disini, gw mulai bisa mengungkapkan diri gw yang sebenarnya. Mungkin karena yha itu, tau bahwa banyak orang mengidap "penyakit" yang sama, jadi gw sendiri cuek untuk hal yang satu ini. Kemudian, muncul bidang yang selama ini gw geluti, yang ternyata menjadi kontribusi terbesar. Tulisan. Luar biasa, tulisan sendiri bisa jadi teman yang hebat. Dalam penulisan apapun, gw belajar untuk berkomunikasi dengan topik yang gw tulis. Kalo gw tulis tentang diri sendiri, yha gw belajar untuk berkomu...

Penerimaan Sebuah Tinja

Awalnya gw mau cari gambar tinja. Tapi seperti lebih baik jangan yha. Euy. Seneng ga kalo isi sebuah kado untuk ulang tahun kita ternyata sebuah barang yang ga kita suka? Gimana respon seseorang saat dia menerima makanan yang ga dia suka saat bertamu? Apa yang akan terjadi kalo saat mau berpiknik, ternyata cuacanya sama sekali tidak mendukung? Bagaimana kalau yang ternyata menjadi jodoh kita adalah orang yang tidak berwajah tampan atau cantik bak artis? Manusia ini punya kekuatan yang sangat jauh lebih dasyat dari makhluk lainnya, yaitu akal budi. Tapi tanpa sadar, kekuatan itulah yang kadang menjadi kelemahannya. Mungkin ga pernha kerasa, tapi manusia ini punya cincin (cocok) di hidungnya yang sama kayak kerbau yang dijadiin tempat untuk mengendalikan dia, bernama: keinginan. Free will . Suatu hal yang memang anugerah, sekaligus bisa menjadi jebakan yang sangat curam. Suatu hal yang tidak disukai ato tidak menjadi keinginannya, seringkali ditolak ato dijadikan nomer dua sama seseorang...

Mata Merah

Pagi ini pun aku bangun dengan perasaan aneh. Seolah-olah ada sesuatu yang jahat akan terjadi pada hari ini. Seakan-akan... kenyataan yang pahit akan segera tampil, meninggalkan diriku yang masih berusaha maju ke pintu depan. Pandangan ini kabur. Kosong. Sesekali menghitam dan tak ada cahaya sedikitpun. Aku terikat dalam kegelapan. Jerat ini begitu kuat dan kasar. Menggesek kulit dan otot. Ah... akan banyak bekas yang tersisa. Sampai pada menjelang bangkit, aku seperti melayang. Tanganku di tempat tidur, satunya di kepala. Kakiku telah menapak pada karpet, namun jiwaku tak ada di kamar ini. Aku melihat penyiksaan. Penganiayaan. Sedang mengetuk. Sedang mengintip. Membawa serta anak buah mereka. Membawa lengkap persenjataan. Tampang mereka tidak menakutkan. Senjata mereka tidak membawa nuansa kematian. Namun, ada sesuatu yang berbeda. Mereka kelaparan . Aku melompat dan membuka pintu. Membiarkan mereka menyerbu masuk... Dan menutup pintunya lagi, serta menguncinya.

Bom Laten

Sudah sebulan lebih sejak gw pulang lama di Banyuwangi. Rasanya masih aja kayak dulu, homesick , kangen, susah tidur, pengen pulang, sepi, dll. Tapi begitu nyampe aja udah dihadapkan pada kenyataan sesungguhnya, yaitu gw harus terus bermobilisasi dan tetap sibuk. Khususnya untuk pindah kos. Alhasil, sekarang gw uda di kos baru, dan menikmati free wifi yang meski kadang rewel tapi kuat juga, serta tumpukkan tugas di otak. Harusnya, semester ini menjadi semester yang jauh lebih berat dari hari kemarin. Yha gw ngambil mata kuliah yang sangat berat dan tanpa bimbingan dengan dosen wali, karena kaki masih diperban. Jadi tanpa tahu seperti apa akan jadinya semester ini, gw mulai kuliah. Hasilnya, tidak terlalu mengecewakan. Masi ada beberapa mata kuliah yang menarik dan menjadi selingan yang santai. Anehnya, beban yang dirasa semester lalu masih terasa lebih berat. Yha gw juga ga mau tralu ngarep sih, cuma jadi lebih waswas aja. Apa semua bebannya akan serentak semakin berat di pasca UTS? L...

For All You've Done

Mari ber- sharing ria setelah berabad-abad gw absen menulis. Sangat senang bisa kembali ke blog ini, menulis cuap-cuap tak laku dan garing yang bisa dibaca beberapa orang. Terutama jika mereka membuat komentar. Bukannya minta, ini cuma sharing kok. Awal hari yang bagus gw rasa. Mulai dengan menulis segala sukacita yang tertumpuk sekian lama. Sambil sarapan, yha. Jadi, dua hari lalu gw masih ada di Banyuwangi. Bareng sama The Dream Team melayani buat ibadah paskah. Jujur yha, itu pelayanan terhebat yang pernah terjadi di sepanjang hidup gw. Bener-bener dasyhat. Emang sih capek setengah mati, tapi rasa senengnya ga tertakar. Bisa berada di situ, bahkan menjadi salah satu bagiannya, sudah kebanggan yang sangat besar. Belum pernah ada kejadian kayak gitu di hidup gw. Bukan lagunya, bukan musiknya apalagi dinamika praise and worship -nya. Semua ga bisa dikatakan dengan bahasa apapun. Terlalu luar biasa. Sayangnya sih cuma satu, ga ada kamera untuk merekamnya. Padahal kalo ada, gw pasti ba...