LOVE CAN SAVE US ALL
Ketika kata-kata itu menghampiriku, posisiku adalah di ambang batas antara ingin mmbunuh seseorang atau ingin melenyapkan jasadnya di Samudra Hindia. Kedua pilihan ini bisa membuat tidurku nyenyak. Secara harafiah aku tersenyum ketika membayangkan segala jenis siksaan kepadanya. Aku sungguh dilema karena Tuhan yang aku percaya mengatakan bahwa aku harus mengasihi semua manusia, bahkan musuh sekalipun. Aku tidak pernah menghadapi masalah semacam ini seumur hidupku, karena memang aku jarang berinteraksi mendalam dengan semua orang. Setidaknya tidak cukup dalam untuk orang itu menyakitiku. Aku berada di zona nyaman. Bahkan kalau aku menyakiti mereka, aku bisa dengan mudahnya pergi tanpa peduli sedikitpun. Semuanya berbeda ketika ada tuntutan dari kepercayaan, dimana harga yang perlu dibayar adalah pengampunan, karena dengan harga yang sama ada keselamatan. Sungguh berbeda ketika hidup kita bukannya milik kita lagi, tapi jauh lebih besar dari segala yang kita ketahui dari kecil. S...